Jakarta - Mayoritas pengguna Kereta Api Listrik (KRL) bukan berasal dari Jakarta. Penumpang terbesar pemakai KRL adalah warga Bogor, kemudian disusul Bekasi.
Menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, 90% pengguna KRL adalah masyarakat non Jakarta. "90% penumpang KRL yang mengangkut mereka ke Jakarta adalah bukan penumpang Jakarta," kata Djoko saat dihubungi detikFinance, Sabtu (5/10/2012).
Penumpang terbesar berasal dari Bogor dan sekitarnya dengan presentasi 60%. Bekasi mengambil porsi 20% dan sisanya terbagi untuk daerah lain seperti Depok, Tanggerang dan Serpong.
"Hanya sisa 10%, mereka adalah penglaju yang selalu menggunakan KRL sebagai basis angkutan mereka," tuturnya.
Atas insiden anjloknya KRL di Stasiun Cilebut Bogor beberapa waktu lalu menggambarkan data penikmat angkutan masal ini. Dampaknya juga luar biasa. Kejadian ini juga berefek pada penilaian masyarakat terhadap kinerja KRL.
"Saya takut masyarakat akan kembali menggunakan kendaraan pribadinya, itu akan menambah kemacetan di Jakarta," katanya.
Sejak Januari sampai April 2012, kendaraan yang membebani jalanan Jakarta sudah mencapai 13.346.802. Dengan perincian, motor 9.861.451 unit, mobil 2.541.351 unit, mobil beban 581.290 unit, dan bus 363.710 unit.
Menurut Djoko harus ada upaya yang keras dari operator Kerata Api untuk mengembalikan kepercayaan kepada masyarakat. Perpres nomor 83/2011 dipandang penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada KRL.
"Perpres No 83/2011 perlu ditinjau kembali agar masyarakat pengguna KRL tak bermigrasi ke angkutan pribadi yang gawat kalo mereka berganti ke sepeda motor atau mobil mereka. Ini akan menambah keruwetan Jakarta yang semakin membuat pusing," tutupnya.detik.com
Menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, 90% pengguna KRL adalah masyarakat non Jakarta. "90% penumpang KRL yang mengangkut mereka ke Jakarta adalah bukan penumpang Jakarta," kata Djoko saat dihubungi detikFinance, Sabtu (5/10/2012).
Penumpang terbesar berasal dari Bogor dan sekitarnya dengan presentasi 60%. Bekasi mengambil porsi 20% dan sisanya terbagi untuk daerah lain seperti Depok, Tanggerang dan Serpong.
"Hanya sisa 10%, mereka adalah penglaju yang selalu menggunakan KRL sebagai basis angkutan mereka," tuturnya.
Atas insiden anjloknya KRL di Stasiun Cilebut Bogor beberapa waktu lalu menggambarkan data penikmat angkutan masal ini. Dampaknya juga luar biasa. Kejadian ini juga berefek pada penilaian masyarakat terhadap kinerja KRL.
"Saya takut masyarakat akan kembali menggunakan kendaraan pribadinya, itu akan menambah kemacetan di Jakarta," katanya.
Sejak Januari sampai April 2012, kendaraan yang membebani jalanan Jakarta sudah mencapai 13.346.802. Dengan perincian, motor 9.861.451 unit, mobil 2.541.351 unit, mobil beban 581.290 unit, dan bus 363.710 unit.
Menurut Djoko harus ada upaya yang keras dari operator Kerata Api untuk mengembalikan kepercayaan kepada masyarakat. Perpres nomor 83/2011 dipandang penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada KRL.
"Perpres No 83/2011 perlu ditinjau kembali agar masyarakat pengguna KRL tak bermigrasi ke angkutan pribadi yang gawat kalo mereka berganti ke sepeda motor atau mobil mereka. Ini akan menambah keruwetan Jakarta yang semakin membuat pusing," tutupnya.detik.com
+ komentar + 1 komentar
banyak banget ya warga Bogor yang naik KRL
Masukkan comment anda tentang Keep on Moving, Sharing artikel menarik, Artikel indonesia, Artikel luar negri, new article, old article, Penemuan, Discovery, Serba Serbi, disini.